0 komentar

Sari, Ilmu Nenek Jadi Bekal Bisnis Distro

Beberapa kali gagal bisnis tak membuat Theresia Alit Widyasari frustrasi. Akhirnya usaha distro jadi pembuka jalan. Beberapa usaha distro dan restoran yang ditangani wanita yang akrab dipanggil Sari ini, bersama dua kakaknya, menguasai kawasan Tebet Utara, Jakarta. Cita-citanya, ingin punya toko busana kelas dunia.

Kenapa memilih nama Bloop? Kedengaran sederhana dan lucu.
Tiba-tiba melintas saja dan karena gampang disebut. Bagi kami arti bloop seperti ketika sesuatu dimasukkan ke dalam air karena ada udara, kan suka bunyi “Blup, blup, blup,” jadi, ya, seperti harapan hidup.

Kabarnya, dulu sempat beli putus kaus dari clothing dan distro di Bandung?
Iya, sempat beli putus dari Cosmic, Ouval, dan Airplane (clothing asal Bandung). Namun untuk mengambil dari Bandung perlu perjuangan. Maklum belum ada Tol Cipularang. Waktu itu, kami juga baru mulai dan belum tahu bagaimana caranya membuat clothing line. Arti distro kan distribution outlet, untuk menitipkan dan mendistribusikan barang. Ya sudah, beli putus dulu.

Anda menjalani usaha ini bersama saudara?
Ya, bersama dua kakak saya yang memang suka bisnis. Sebelum ini, kami sempat bisnis tambak udang, jual daging, saham. Kami juga pernah jualan martabak di pinggir jalan. Pokoknya apa saja yang bisa menghasilkan uang. Nah, awal usaha distro ini karena ajakan teman. Kebetulan saat itu kan sedang booming. Semua orang kayaknya gaul banget kalau pakai kaus distro.

Setiap kali memulai bisnis, kami meminta bantuan Papa. Tapi, karena sudah berkali-kali gagal bisnis, kami enggak berani meminta bantuan Papa lagi. Jadi, sempat terpikir untuk mencari pinjaman dari orangtua teman. Kami dekati mereka agar mau berinvestasi, tapi tanggapannya, “Distro? Lima tahun lagi juga mati.”

Lantas?
Akhirnya kami ajak Papa ke Bandung, melihat bagaimana serunya industri distro di sana. Papa ternyata tertarik dan mengusulkan untuk pinjam ke bank atas namanya dengan jaminan kami akan melunasinya. Ya sudah, kami mengiyakan. Begitu cair, kami langsung bergerak mencari lokasi. September 2003, Bloop berdiri di Kalimalang, dengan pengunjung yang bisa dihitung jari. Terus pindah ke D’Jones (Tebet Utara) karena daerahnya strategis. Dulu sih hanya ada enam tempat usaha di sini. Sekarang kebalikannya, hanya ada enam rumah, sisanya tempat usaha ha-ha-ha.

Sekarang Bloop selalu penuh dan laris ya?
Sekarang jumlah pengunjung 1.000-1.500 per hari. Kalau akhir pekan, bisa sampai 2.500 orang. Waktu Lebaran, rekornya sampai 11.000 orang per hari. Jadi, orang harus masuk gantian. Isi Bloop memang sangat variatif, ada 200 merek. Kami ajak teman-teman mengisi. Mengenai kriteria, harus anak muda banget.

Sejak itu memutuskan untuk produksi sendiri?
Iya, karena banyak orang datang jadi kami berpikir keuntungan akan lebih besar kalau memproduksi sendiri. Ternyata produk kami disukai, mungkin karena promosinya juga. Produk kami dipakai oleh VJ MTV yang saat itu sedang naik, yaitu Nirina. Orang sering sekali datang ke toko dan mencari kaus yang dipakai Nirina.

Usaha keluarga ini kemudian berkembang pesat. Bloop mempunyai “saudara” yaitu Endorse yang tadinya adalah second line Bloop, Bloop AKA (supplier), dan Urbie (second line) lalu restoran Bebek Ginyo dan D’Jones yang menyediakan makanan cepat saji. Semua berada di lokasi yang berdekatan.

Sekarang Tebet Utara dipenuhi tempat usaha serupa. Sempat merasa takut?
Sempat stres dan takut juga. Karena, supplier besar di Bandung yang sudah menjadi klien kami ditawari menitipkan barang di tempat mereka sekaligus cabangnya. Kami memberanikan diri dengan memberikan pilihan: “Pilih salah satu, toko kami atau mereka”. Dalam hati sih sebenarnya deg-degan, ha-ha-ha.

(Kejadian) ini kami manfaatkan untuk lebih kreatif agar konsumen tetap setia dengan Bloop. Sekarang, justru makin seru, kami semakin mendukung satu sama lain. Mereka promosi, kami juga kena imbas hasilnya. Akhirnya senang, sih banyak yang menemani dan omzet semakin naik. Karena kalau orang ke Tebet Utara, pasti mampir ke sini.

Apa yang Anda lakukan agar Bloop bisa bertahan di tengah persaingan?
Kami ini anak-anak nekat. Awalnya sama sekali tidak punya latar belakang fashion. Lalu saya dikirim kakak untuk bersekolah di London, mengambil jurusan Fashion Marketing. Pulang dari sana, saya menyadari kalau kami hanya menjual kaus, celana, dan sandal, akan membosankan. Harus ada pembaruan.

Jadi, kami riset ke 300 orang, menanyakan apakah mereka tertarik kalau kami menjual dress, sepatu dan lain-lain. Hasilnya, mereka ingin baju yang lebih modis dan variatif. Responsnya bagus dan diteruskan hingga sekarang. Saya juga suka bertindak sebagai pembeli. Jadi, saya bawa tas dan keliling-keliling toko. Kan, pembeli suka komentar kalau membeli baju, jadi saya tahu mana yang disukai dan tidak.

Sejak mengikuti pelatihan bisnis, kami membuat perencanaan bisnis selama satu tahun. Kami juga sering memanjakan pelanggan dengan hadiah dan kejutan karena mereka memberikan rezeki pada Bloop. Salah satunya Wow Factor Strategy, misalnya: ketika mereka sedang berbelanja, kami berikan amplop isinya voucher sampai Rp 1,5 juta yang harus dihabiskan dalam lima menit. Semua orang langsung heboh dan mereka pasti bercerita kepada yang lain. Itu menjadi promosi juga kan?

Kabarnya, Anda juga mendorong dan memberikan ruang kreativitas untuk karyawan?
Iya, mereka mempunyai hak istimewa untuk membuat merek sendiri karena kami mengarahkan mereka untuk menjadi pengusaha. Sekarang, ada karyawan kami yang sudah mempunyai omzet jauh lebih besar dari gajinya karena clothing-nya sukses.

Seminggu sekali, kami rapat dan karyawan boleh berpendapat, namanya project brief. Kemarin ada ide untuk membuat kertas kado di toko karena banyak (konsumen) yang datang membeli barang untuk hadiah. Untuk setiap project brief yang dijalankan, mereka dapat bonus. Mereka kreatif sekali dan membanggakan.

Setelah sukses seperti ini, imbalan apa yang Anda berikan untuk diri sendiri?
Saya suka sekali travelling dan mimpi saya adalah keliling dunia. Tapi, itu kan butuh uang. Orangtua saya mengajarkan kalau mempunyai mimpi, tempel di dinding kamar. Foto Big Ben (jam raksasa di Inggris), Manchester United, dan masih banyak lagi, saya tempel sebagai motivasi. Sekarang, satu per satu yang saya tempelkan sudah tercapai dan bertambah lagi.

Saya pernah ke pertandingan Manchester United dan bertemu mereka langsung! Lalu nonton konser Take That, Spice Girls, Gwen Stephani, ke Yunani, bertemu Mischa Barton (aktris cantik kelahiran Inggris). Wah, pokoknya senang sekali. Sekarang, saya ingin sekali traveling ke Jepang.

Bagaimana pembagian tugas dengan kakak? Kabarnya Anda dekat dengan artis.
Jabatan saya di Bloop adalah Marketing Director dan menangani produk-produk perempuan. Kalau dibilang dekat dengan artis, ya benar juga sih. Misalnya, Seventeen, D’Massive, Okky Lukman, Sandra Dewi, Tora Sudiro, Donnie Ada Band. Pokoknya artis yang sedang disukai anak muda pasti kami sponsori. Waktu awal mendirikan Bloop, kami malah sering menghampiri mereka (artis) lalu memberikan kaus Bloop. Terserah sih mau dipakai atau tidak. Seringnya sih dipakai. Lumayan, kan promosi, gratis pula.

Kalau kakak pertama, Martin Sunu Susatyo, dia lebih konsentrasi dengan bidang kreatif Bloop. Misalnya, kalau toko mau diubah desainnya. Sementara kakak kedua, Bertolomeus Saksono Jati, tugasnya lebih ke pengembangan bisnis, keuangan, dan sumber daya manusia.

Soal pembagian keuntungan dan kepemilikan usaha ini?
Selama ini, pembagian keuntungan fair kok. Jujur, saya agak lupa persisnya, namun kalau tidak salah, keuntungan dibagi rata 25 persen, antara saya, kedua kakak, dan Papa. Sebenarnya, saya enggak pernah mikirin masalah keuntungan ini karena awalnya kan cuma ikut-ikutan. Mungkin, karena ini juga dan kami memang tahu porsi masing-masing, makanya meski ini perusahaan keluarga, kami enggak pernah bertengkar. Yang jelas, kalau misalnya saya kerja keras sampai gila-gilaan, pasti dikasih bonus tambahan.

Kalau sudah menikah, kami ingin mempunyai toko masing-masing yang lebih besar dengan nama Bloop. Pokoknya, kami ingin membuat Bloop seperti Topshop di Inggris atau Zara di Spanyol yang terkenal di seluruh dunia. Begitu orang mendengar nama Bloop, mereka tahu itu berasal dari Indonesia, ya menjadi toko yang bisa dibanggakan oleh Indonesia dan menjadi trendsetter. Tentunya, tetap berjalan dengan konsep Bloop yaitu diisi produk karya anak bangsa sendiri.

Enggak tertarik kerja kantoran seperti ayah Anda?
Kalau Martin, kayaknya memang tidak tertarik karena dia orang kreatif yang tidak bisa bekerja di bawah orang lain. Sementara Berto, dia sempat tertarik. Kalau saya, dulu waktu di Inggris sempat bekerja di River Island (merek clothing) dan sampai sekarang tertarik sekali bekerja kantoran asal yang waktunya fleksibel. Seperti reporter atau fashion buyer yang memungkinkan untuk bertemu artis dan keliling dunia, seperti mimpi saya. Enak kan? Keliling dunia, dibayarin pula ha-ha-ha.

Sebenarnya siapa sih yang mengajari Anda berbisnis?
Kalau bisnis, Papa lebih banyak mendorong kami. Pengalamannya sebagai karyawan kan memperlihatkan kalau gaji pegawai sampai pensiun itu bisa diramalkan. Makanya, dia sering sekali mendorong kami, kalau ingin menjadi pegawai harus mempunyai bisnis sampingan lain. Sementara mama, awalnya sempat khawatir kami terjun bisnis sendiri, apalagi awalnya sering gagal.

Bicara mengenai bakat, mungkin nenek yang menurunkan kemampuan ini. Nenek saya buta huruf tapi dia telaten sekali berdagang. Dulu, dia berjualan stagen yang dipanggul sendiri, beratnya sampai berkilo-kilo. Oh ya, meskipun dia buta huruf, dia bisa ingat di luar kepala siapa yang membeli, siapa yang punya utang. Perjuangan nenek memang hebat sekali, pokoknya dia tangguh dan bisa menyekolahkan semua anaknya hingga menjadi sarjana. (Astrid Isnawati/Nova)

read more
0 komentar

Meraup Laba dari Bisnis Distro


INDUSTRI Clothing & Distro adalah salah satu contoh tersukses dari pengembangan industri kreatif di Indonesia. Sekitar 10 tahun yang lalu, hanya terdapat 5-7 clothing labels di Bandung. Dalam perjalanannya, hingga kini usaha clothing & distro di 94 kota DI seluruh Indonesia mencapai lebih dari 1.000 pelaku.


Untuk bisa eksis dalam usaha distro di tengah retail fashion company besar, selain harus mempunyai desain yang kreatif juga memiliki strategi marketing untuk memasarkannya. Tb Fiki Chikara Satari menggagas toko dan outlet berjalan dengan nama Airbus One (Fashion Mobile Store) tahun 2006 lalu. Bus ini dirancang khusus untuk memajang aneka produk airplane, untuk melakukan jemput bola pembeli di beberapa SMA di bandung. Kalau jam sekolah usai, Airbus One mangkal di Jl Sultan Agung, Bandung. Hasilnya ampuh, Fiki mengaku, Airbus One menjadi senjata penetrasi pasar bagi usahanya dan membentuk image yang kuat di pasar.

Sejatinya, usaha Fiki dimulai Februari 1998 membuka distro Airplane. Tidak perlu modal besar untuk bisnis distro. Saat membuka distro Airplane di bawah bendera CV Arrasy Stylisindo Aesthetic, cuma ada modal sekitar Rp 300.000. Mengenai omzet? Fiki menatakan, "Ya lumayanlah, kini bisa membayar 54 pegawai kita tiap bulan. Nyaris 10 digit lah," ucap Finalis International Young Creative Entrepreneur of the Year Award for Fashion, The British Council ini.

Bandung merupakan surga bagi usaha distro. Pasalnya, seperti dicetuskan Fiki, infrastruktur untuk produksi mudah didapatkan. Bahan sisa ekspor relatif mudah, banyak tukang sablon dengan minimum order kecil, tukang jahit banyak, dan desainer juga mudah didapat karena banyak perguruan tinggi yang mempunyai Fakultas Seni Desaign Graphic.

Distro Airplane yang dibesut Fiki kini berbiak menjadi tiga gerai di Bandung. Airplane juga memasok produk ke 94 distro di Indonesia. Strategi Airpalne terbilang tidak biasa. Fiki menyebut penerapan konsep season untuk desain produknya. Setiap season mengusung tema yang berbeda sebagai senjata untuk membedakan Airplane dengan distro lainnya. Setahun dibagi menjadi tiga season, yakni awal tahun, lebaran/liburan sekolah, akhir tahun. Tema desain produk disesuaikan dengan tren mode yang ada. Jenis produknya beragam, ada t-shirt, jaket, kemeja, celana, aksesori, rompi, topi dan sepatu dengan harga mulai Rp 50-300 ribu per piece yang ditujukan untuk segmen anak muda usia 17-25 tahun. Tiap bulan diluncurkan 60 desain baru. Supaya eksklusivitas terjaga, tiap desain hanya diproduksi 200 pieces untuk disebar ke gerai milik sendiri atai dijual ke seluruh jaringan di sekitar 60 kota di Tanah air.

Selain itu, disetiap sesion ada program on air dan off air, seperti mensponsori sejumlah band indie lokal. Untuk season kedua tahun ini, Airplane mengusung tema Intermission. Untuk program off air, Airplane membuat eksebisi fotografi dengan karya dari 17 fotografer Nasional dan Internasional yang berelaborasi dengan graphic designer Airplane yang membuat medium t-shirt.

Terobosan lain, membangun jaringan pemasaran lewat website yang mampu mengundang animo pembeli dari Finlandia, Filipina, Australia, dan Belanda.


Berkelit Di Tengah Pembajakan

Dua tahun belakangan, Fiki bercerita usahanya menemui kendala. Para pembajak di usaha distro sudah begitu merajalela, ditambah dengan masalah business ethic dari para pengusaha garmen besar yang beramai-ramai masuk ke bisnis ini karena melihat ada potensial market.

Namun, Fiki telah menyiapkan sejumlah amunisi untuk menghadapinya. Caranya dengan meningkatkan akselerasi update design tiap bulan, memperbanyak detail aksesori produk, serta memperbanyak kegiatan off-air campaign untuk terus memperkuat image orisinalitas. "Dan lebih banyak berdoa saja," tuturnya sambil tertawa.

Meski bisa mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke pemerintah untuk menghadapi pembajakan, namun pria kelahiran 3 Februari 1976 ini enggan melakukannya. Menurutnya, hingga kini pemerintah belum memberikan kemudahan bagi usaha untuk mengurus hak paten, register, dan sebagainya. Belum lagi biaya pengurusan serta operasionalnya yang terbilang besar dan bisa membuat usaha bangkrut. Ke depan, ketua Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) Indonesia ini ingin mengembangan usahanya tak hanya di bidang clothing dan distro, namun juga di sektor properti dan perumahan.

SUMBER: http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/14/08183394/meraup.laba.dari.bisnis.distro
read more
0 komentar

DISTRO


Distro atau distribution outlet atau juga distribution store, adalah tempat untuk menjual berbagai berbagai produk fashion, asesories buatan lokal yang terbatas dengan harga yang terjangkau. Perputaran uang di distro sangat cepat, karena anak muda selalu mengikuti mode.
Pasar distro terbuka lebar.Populasi anak muda cukup besar, meski tidak memiliki penghasilan tetap, namun daya beli mereka cukup lumayan.
Sebuah distro bisa mencapai omset Rp 10 - 20 juta perharinya.

Untuk memulai bisnis ini tidak perlu memakai ruangan yang besar, cukup seukuran garasi atau mini market, karena barang yang dijual terbatas dan segmented untuk anak muda.

Modal awal cukup Rp 300 ribu atau bisa juga puluhan juta rupiah.
Barang bisa dibeli di Bandung atau tempat lain.
Kalau modal kecil, tidak perlu sewa tempat. Langsung dibawa ke komunitas anak muda atau kampus.


Bisnis distro perlu kegigihan dan jeli memanfaatkan peluang.
Kendala terbesar di sektor produksi.
Pebisnis distro harus membangun jaringan dan brand awareness ke customer.
Usaha distro harus dikelola secara profesionalisme, kalau tidak kebangkrutan akan segera datang.

Selamat mencoba,

Owner grosir busana muslim
SUMBER: http://harrysuharto.blogspot.com/2007/10/distro-peluang-usaha.html
read more
0 komentar

Tips Membuka Toko Online


Sekarang ini, untuk berjualan tidak perlu punya toko. Lewat dunia mayapun, Anda bisa menjajakan produk. Bahkan, toko online punya banyak kelebihan. Sudah murah, calon pembeli pun bisa datang dari mana saja.
Inilah tips membuat toko online agar memikat pelanggan.


1. MEMILIH TEMPAT

A. Gratisan

Ada beberapa tempat yang menyediakan fasilitas gratisan seperti blogger.com (blogspot), multiply.com, wordpress.com. Pada awalnya, fasilitas gratis ini adalah tempat kegiatan blogging pada umumnya seperti berbagi cerita dan foto. Namun, dalam perjalanannya, dimanfaatkan untuk kegiatan jualan(Shopping Online, Shop Online). Memakai fasilitas ini cenderung mudah, bahkan sudah tersedia template tampilan yang lumayan banyak dan menarik.

B. Berbayar
Kini sudah banyak penyedia layanan toko online dengan sewa mulai Rp 750.000 per tahun dan bisa diperpanjang lagi. Harga tersebut sudah termasuk pembelian nama domain serta hosting selama setahun serta pelatihan maintenance. Dengan memakai layanan ini, toko online(
Shopping Online, Shop Online) kita lebih serius dengan memakai alamat dan tampilan sesuai yang kita
inginkan.

2. MEMILIH NAMA

Pilihlah nama domain dengan kata kunci yang gampang diingat dari jualan toko online Anda. Dengan memakai kata kunci ini, toko online kita gampang ditemui oleh pengunjung melalui mesin pencari (search engine). Misalnya saja, Anda menawarkan produk tas sekolah, pilih saja nama www.tassekolah.com.

3. BUATLAH ATURAN

Buatlah aturan dan tata cara belanja secara jelas dan mudah dipahami oleh calon pembeli seperti aturan pemesanan, pembayaran, dan pengiriman.

4. PASANG ALAMAT

Pasanglah alamat Anda, email, dan nomor telepon yang bisa dihubungi dengan jelas. Bila perlu, pasang foto Anda untuk lebih meyakinkan.

5. DAFTAR INTERNET BANKING

Pilihlah rekening bank yang memiliki jaringan nasional dan daftarkan rekening pembayaran toko Anda dengan fasilitas internet banking untuk memudahkan kontrol pembayaran dari pembeli produk Anda cth
Jual Kaos, Jual Kaus, Jual Pakaian.

6. PENGIRIMAN

Kemas barang pesanan dengan memperhatikan segi keamananan. Pastikan barang tidak rusak sampai tujuan. Pilihlah jasa pengiriman yang terpercaya dan murah. Simpan nota/resi pengiriman untuk kontrol pengiriman.


CARA MENINGKATKAN PENGUNJUNG & PEMBELI

1. Lakukan promosi online melalui media-media iklan baris baik yang gratis maupun berbayar cth
Jual Kaos, Jual Kaus, Jual Pakaian yang murah2.

2. Bertukar link banner dengan sesama toko online.

3. Bergabunglah dengan komunitas-komunitas online.

4. Lakukan promosi offline dengan memanfaatkan kendaraan Anda atau teman, seragam kerja karyawan, kop surat, amplop, nota, kartu nama, hadiah/souvenir, dll. dengan memasang nama toko online Anda.

5. Berikan pengetahuan produk serta deskripsi produk dengan detail, jelas dan meyakinkan pengunjung untuk membeli. Tampilkan foto-foto produk(
Pakaian Wanita, Pakaian Pria) semenarik mungkin.

6. Berikan penawaran-penawaran yang fantastik seperti potongan harga untuk
Pakaian Wanita, Pakaian Pria, hadiah, dll.

Ahmad Sarifudi


sumber:http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page?kid=12114

read more
1 komentar

Tips Belanja Baju Kaos


Seorang ibu terlihat bersungut-sungut pada si kecil adi (3) yang menolak baju pemberiannya. Adi hanya mau kaus yang ada gambar donald bebeknya. Ia tak mau mengenakan pakaiannya yang lain sehingga sang ibu merasa membuang uang percuma. Mau menyimpan pakaian itu pun percuma karena tubuh adi cepat besar.
Pengalaman ibu ini mungkin pernah atau sering dialami ibu lainnya. Dari pengalaman itu, ada tiga hal yang jika diperhatikan bisa membuat kita berhemat di waktu-waktu selanjutnya.

1. Pastikan anak menyukai bajunya sehingga dia mau memakainya
sebenarnya ini aturan mendasar dalam belanja baju. Kita sendiri juga tak mau mengenakan busana yang tak kita sukai bukan? Kesalahan yang sering terjadi, ibu-ibu main beli saja tanpa memikirkan anaknya suka atau tidak, nah sebaiknya anda membeli di belanja online atau belanja baju online.. Padahal, sejak mulai bisa menyatakan pendapatnya, anak sudah bisa menentukan baju apa yang ingin dipakainya. Mubazir kan kalau beli banyak-banyak tapi selera anak cuma tertentu saja seperti si kecil adi tadi?
Jadi, sedapat mungkin ajak dan libatkan anak saat membeli atau belanja baju. Kalau tak memungkinkan, kenali tokoh kesayangannya, lihat di belanja online dan belanja murah, warna favoritnya, gambar yang disukainya. Pokoknya, semua yang berkaitan dengan kesukaannya. Anak punya selera sendiri dan mungkin bisa kita turuti. Kecuali kalau menurut kita tidak pantas, bisa kita arahkan. Tetapi yang terpenting, beli busana atau belanja baju murah yang sesuai dengan selera anak sehingga tak mubazir.

2. Cari tempat yang menjual baju anak dengan harga terjangkau
tips kedua yang harus diperhatikan, cari toko baju atau tempat menjual baju dengan harga terjangkau cth belanja online atau belanja baju online. Jangan sampai sudah diajak ke mal, anak ngotot minta dibelikan baju tertesementara dana tak cukup. Ingat, konteks kita adalah bagaimana bisa hemat belanja baju murah. Biarkan anak memilih baju sesuai seleranya. Kalau si kecil bingung, beri alternatif pilihan. Ini juga berlaku jika pilihan anak tak sesuai dengan anda.

3. Beli satu ukuran lebih besar dibanding ukuran badannya saat ini
selama baju itu tidak kedodoran, membeli satu ukuran lebih besar dari badannya sekarang ini untuk itu sebaiknya anda membeli di belanja online dan belanja murah, karena selain murah tapi berkualitas, paling tidak bisa membuat baju dipakai sedikit lebih lama. Ingat lho satu ukuran saja selisihnya, jangan banyak-banyak.Nah, selamat berbelanja bersama!

Dukung kampanye
stop dreaming start action sekarang

sumber:http://domba-bunting.blogspot.com/2009/07/tips-belanja-baju-kaos.html
read more
0 komentar

Tips Berbisnis Konveksi


Bisnis konveksi(cth Konveksi Baju, Konveksi Pakaian) terus menjadi tren di kalangan pebisnisnya. Permintaan akan produk konveksi datang silih berganti dalam jumlah partai kecil hingga besar. Tentunya perkembangan konveksi, ataupun konveksi menambah peluang. Order dari komunitas-komunitas yang ingin menyelenggarakan acara tertentu, pakaian seragam dari sekolah-sekolah di setiap tahun ajaran baru, seragam karyawan dari perusahaan-perusahaan, dan permintaan berbagai jenis konveksi cth Konveksi Baju, Konveksi Pakaian untuk kepentingan pemilihan umum dan sebagainya.

INDUSTRI PENDUKUNG DAN TERKAIT

+ Indutri pendukung yang cukup lengkap untuk kegiatan utama seperti : jasa jahit bordir (misalnya bordir komputer), Jasa washing, jasa seterika, jasa sablon, jasa lobang kancing. Jadi semakin banyak variasi Jahitan Baju, Jahitan Pakaian, Pakaian Seragam atau Baju Seragam.
+ Sistem perburuhan yang lebih mirip subkont memudahkan pengaturan kapasitas produksi pelaku industri konveksi
+ Institusi trading house yang bergerak sebagai pusat informasi dan pemasaran produk konveksi (cth Jahitan Baju, Jahitan Pakaian, Pakaian Seragam atau Baju Seragam)
- Indutri pendukung yang sangat miskin untuk kegiatan distribusi.

- Belum ada sekolah model atau desain pakaian
- Traiding house belum kuat

KONDISI PERSAINGAN DAN STRATEGI PELAKU

• Persaingan usaha konveksi yang cukup dinamis dengan pelaku yang sangat banyak, Industri konveksi telah terdefragmentasi dengan sempurna (tidak ada pelaku dominan)
+ Terdapat ruang yang besar untuk berdiferensiasi sehingga hampis semua pelaku fokus pada beberapa jenis produk saja
- Kecenderungan input, Sebagian pelaku masih mengandalkan tenaga kerja keluarga yang lebih murah (Buat Baju, Buat Pakaian menjadi terhambat)
- Perlindungan HAKI, Belum ada perlindungan HAKI, Sebagian pelaku cenderung untuk menciplak mode bukan menciptakan sendiri (misalnya Buat Baju, Buat Pakaian).
- Potensi pengembangan, Pengusaha konveksi masih enggan mengurus legalitas usaha, karena dianggap mahal dan sulit

read more
0 komentar

Tips Usaha Kaos (Bisnis Distro)


Toko Kaos / Distro sendiri pada dasarnya adalah tempat untuk menjual kaos couple, pakaian, tas, sepatu maupun pernak pernik lainnya yang memiliki desain unik. Biasanya produk distro dikeluarkan dalam limited edition atau terbatas produksinya sehingga ada kebanggaan tersendiri untuk mengenakan produk distro.

Bisnis ini masih baik untuk dijalani dan saya kira bisnis ini dapat dijalani oleh Anda bila anda berwatak kreatif dan menjadi penggemar trend di kalangan anak muda.

Bagaimana sih untuk memulai bisnis ini? Syarat pertama, anda sebaiknya memiliki bakat desain dan minimal menguasai atau mau belajar program editing grafis seperti corel draw atau photoshop. Desain yang kita buat bisa kita orderkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang persablonan / kaos sablon.

Siapakah konsumen kita ya? Tergantung produk distronya.. bisa kita tentukan target pasar kita, apakah anak muda laki2 maupun perempuan yang jelas bila kita sudah ada produknya, atau bisa juga kaos couple menjualnya tentu bisa dilakukan dengan kerjasama dengan distro distro yang sudah ada dengan sistem konsyinyasi atau cash.

Untuk memulai bergerak, ide ide kita untuk membuat produk sebaiknya segera dilakukan, kalaupun anda mempunyai desain atau kreasi produk.. langsung saja mencoba membuat prototypenya dan saya kira kalau tanggapan produk anda bagus anda bisa memperbanyak produk tersebut cth Toko Aksesoris, Jual Kaos Sablon, Jual Aksesoris, Toko Online.

Kesulitan utama dalam bisnis distro mungkin desain yang tidak disukai pasar dan solusinya kita harus mencari upaya agar produk yang ktia buat bisa sesuai dengan selera konsumen. Anda bisa membuka berbagai situs fashion untuk mengetahui perkembangan fashion anak2 muda di berbagai belahan dunia.

Kita bisa membuka toko distro sendiri jika memang produk kita banyak dicari dan saya kira tidak ada ruginya kalo anda langsung fokus dalam bisnis ini bila ternyata desain dan produk distro anda laku dipasaran cth lainnya Toko Aksesoris, Jual Kaos Sablon, Jual Aksesoris, Toko Online..

read more